Kurang lebih selama tiga minggu belakangan ini, bendi, alat transportasi tradisional minang nampak hilir mudik di jalan Protokol Padang Aro, Nagari Lubuak Gadang, Kecamatan Sangir.
“Kudo” bendi, begitulah biasa kita orang Minang menyebutnya, merupakan kendaraan tradisional yang kurang lebih selama tiga minggu ini nampak lalu-lalang di jalan Protokol Padang Aro. Bendi yang sedang menjadi “pemandangan” rutin sore hingga malam hari di Padang Aro tersebut tak jauh berbeda dengan bendi zaman baheula. Kuda dengan hiasan jambul di kepala dan sebagian tubuhnya, lalu bendi (“gerobak” beroda dua) yang persis sama dengan bendi-bendi lainnya. Hanya saja bendi yang tengah jadi perhatian warga ini ditambahi speaker oleh pak kusir agar penumpang dapat mendengarkan lagu-lagu ketika menaikinya.
Musik yang mengalun cukup keras ketika bendi ini melintas menarik perhatian masyarakat di sepanjang jalan. Musik DJ dan lagu-lagu lawas kerap menjadi playlist andalan ketika bendi ini melintas, sampai-sampai membuat beberapa anak-anak kecil berlarian mengejar bendi yang berjalan pelan itu.
“Tergantung permintaan (penumpang), kalau minta lagu anak-anak ya (diputarkan) lagu anak-anak, minta DJ diputarkan DJ, lagu minang diputarkan lagu minang, minta lagu pop diputarkan pula lagu pop.” kata Ijup, salah seorang kusir yang kami wawancarai menjelaskan perihal selera musik yang ia setel di atas bendinya.
Lebih jauh, Ijup menjelaskan tentang profesi “bendi wisata” yang sudah ditekuninya sejak tahun 2000 yang bergilir tiap-tiap daerah dengan durasi waktu selama sebulan. “Namanya ‘bendi wisata’ hehe. Sebulan-sebulan. Sudah pernah di Palembang, Medan, Aceh, dan daerah-daerah lainnya di Sumatera, termasuk Padang Aro ini. Setelah di sini sebulan, kami akan pindah Lubuk Malako,” ucap pria asal Surian ini.
Bersama seorang kawannya yang enggan menyebutkan nama, Ijup yang mengoperasikan bendi mulai dari pukul 16:30 WIB hingga pukul sembilan malam ini selalu ramai penumpang. Tak tanggung-tanggung, melalui “bendi wisata” ini Ijup mampu meraup keuntungan sebesar tiga ratus ribu rupiah setiap harinya. Wow!